Kamis, 08 Januari 2009

Palestinaku Kembali Menangis

12 hari sudah Israel Laknatullah 'Alaih membombardir kawasan Gazza Palestina. Tanah warisan para Nabi. Tanah Para Syuhada.
Robbi....Betapa manusia-manusia itu tak punya hati, membunuh sekian banyak orang tak berdosa. Siang malam, pagi dan petang hari tiada hentinya dentuman bom, tembakan peluru, dan nyaringnya mesiu terdengar di hampir seluruh kawasan Gazza. Dini hari tadi pun, sekitar jam 03.00 WIB kulihat siaran langsung sebuah televisi swasta menyampaikan bahwa lebih dari 700 orang nyawa melayang dan ribuan orang terluka akibat korban keganasan, kebrutalan dan kebiadaban para tentara Israel Laknatullah 'Alaih. Dari sekian banyak korban itu, bukan hanya tentara Hammas yang menjadi target agresi mereka namun terdapat sekitar 300 orang terdiri dari anak-anak, wanita dan manula. MasyaAllah....Sungguh mengerikan.
Saudaraku, andai kita amati di Gazza sana sudah tak terlihat lagi bangunan yang utuh. Gedung-gedung pencakar langit, rumah-rumah penduduk, bahkan gedung fasilitas umum seperti tempat peribadatan, kantor, bangunan sekolah dan rumah sakit semuanya menjadi sasaran bom tentara Israel bahkan kondisinya hampir rata dengan tanah. Bayangkan, mereka menyerang fasilitas umum seperti sekolah yang nota bene dibangun oleh PBB.
Tentu, kecaman dan kutukan keras banyak dialamatkan terhadap agresi Tentara Israel ini, baik dari kawasan Asia, Arab, Eropa, dari komunitas Yahudi di daerah Venezuela dan bahkan dari penduduk sipil Israel sendiri mengecam Agresi yang dilancarkan pemerintahannya. Semuanya sudah bersuara, tapi tak satu pun yang didengar oleh tentara Israel. Karena sesungguhnya mereka sudah tak memiliki hati untuk menghentikan segala kebiadabannya.
Satu hal yang sangat mengecewakan...Sebuah negara dimana pemimpin barunya terpilih dan banyak dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim menaruh harapan agar dengan pemimpin baru tersebut yang memiliki sedikit turunan berbau Muslim mampu merubah kebijakan politik luar negerinya yang selama ini LICIK bahkan DISKRIMINATIF menjadi lebih bijak menghadapi negara berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi terbukti sudah bahwa AMERIKA tetaplah AMERIKA tak ada bedanya meski sedikit dengan ISRAEL. Siapa pun pemimpinnya.
Aneh tapi nyata, bahkan sanagat ironi memang, negara yang mengaku penjunjung HAM tertinggi, yang mengaku menjadi polisi dunia, yang mengaku negara ADIKUASA ternyata tak memiliki KUASA sedikit pun untuk menghentikan kesemena-menaan ISRAEL.